Picture
Caption: Upacara Panggih Tradisi dalam pernikahan adat Jawa
Picture
Caption: Upacara Panggih
Disebut juga Dhaup/ Temu
yang merupakan puncak acara dalam tradisi pernikahan adat Jawa,
Dimana bertemunya
mempelai pria dan wanita
setelah prosesi
Akad Nikah
Picture
Caption: Pagar Bagus dan Pagar Ayu
(Pengiring Manten)
Picture
Caption: Mempelai wanita didampingi
Ibu dan Bapak
Picture
Caption: Mempelai pria bersiap untuk mengawali prosesi adat
Picture
Caption: Sanggan
Upacara panggih diawali dengan penyerahan pisang sanggan yang diberikan kepada pihak mempelai wanita dari pihak mempelai pria.
Picture
Caption: Liron Kembang Mayang Saling menukar kembang mayang antara kedua mempelai yang diwakili oleh saudara-saudara mereka dengan makna dan tujuan bersatunya cipta, rasa, dan karsa demi kebahagiaan dan keselamatan.
Picture
Picture
Caption: Ngidak Endhog Menginjak telur ayam yang dilakukan oleh pengantin pria kemudian dibersihkan atau dicuci kakinya oleh pengantin wanita.
Picture
Caption: Sindur dan Timbangan Menyampirkan kain (sindur) ke pundak pengantin dan dipegang oleh Bapak dari pengantin wanita
Selanjutnya kedua pengantin duduk di pangkuan ayah pengantin wanita sebagai simbol sang ayah mengukur keseimbangan masing-masing pengantin.
Picture
Caption: Kacar Kucur Pengantin pria mengucurkan penghasilan kepada pengantin perempuan berupa uang receh beserta kelengkapannya (beras, serta biji-bijian). Di tampung di kantung yang terbuat dari kain, yang bermakna bahwa kaum pria bertanggung jawab memberi nafkah kepada keluarga.
Picture
Caption: Dulangan Pengantin pria membuat nasi kepal tiga kali lalu menyuapinya ke pengantin wanita, maknanya adalah perpaduan kasih pasangan laki-laki dan perempuan.
Picture
Caption: Sungkeman Kedua mempelai berlutut atau jongkok didepan orang tuanya sebagai ungkapan bakti kepada orang tua serta mohon doa restu.
Picture
Caption: Tari Karonsih
Picture
Caption: Bubak Kawah Berbagi alat-alat rumah tangga kepada para tamu.
Picture
Picture
Picture
Caption: Pernikahan
Windy Besthia & Faishal Rahman E. S.
Minggu, 19 Mei 2013