Picture
Caption: UAS
DILARANG MENYEMBAH BERHALA
FARADILLAH ANJAR SARI
1371501204
Picture
Caption: Berhala adalah patung, gambar dari sesuatu, atau simbol yang dijadikan objek pengabdian yang penuh gairah, entah berwujud atau hanya ada dalam pikiran. Secara umum, penyembahan berhala adalah pemujaan, kasih, atau ibadat kepada suatu berhala, dan biasanya ditujukan kepada suatu kuasa yang dianggap atau yang memang lebih tinggi. Kuasa itu diyakini memiliki eksistensi (sebagai manusia, binatang, atau organisasi) atau bisa juga tidak (seperti suatu kekuatan atau objek alam yang tak bernyawa). Penyembahan berhala umumnya berkaitan dengan suatu bentuk, upacara, atau ritus.
Kata-kata Ibrani yang digunakan untuk berhala sering kali menonjolkan asal usulnya dan hakikat berhala yang memang tidak berguna, atau merupakan istilah hinaan yang merendahkan. Di antaranya ialah kata-kata yang diterjemahkan menjadi ”patung pahatan atau ukiran” (harfiah, sesuatu yang dipahat); ”patung, atau berhala, tuangan” (harfiah, sesuatu yang dituang atau dicurahkan); ”berhala yang mengerikan”; ”berhala yang tidak berguna” (harfiah, kesia-siaan); dan ”berhala tahi”. ”Berhala” merupakan terjemahan umum kata Yunani eiʹdo·lon.
Picture
Caption: Kata berhala dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagai kata benda memiliki artipatung dewa, kemudian penggunaan kata berhala meluas menjadi makhluk/benda (matahari, bulan, malaikat, hewan) apa saja yang disembah selain perintah Allah adalah termasuk dalam kategori berhala.[3]
Sedangkan kata kerja dari memberhalakan berarti memuja dan mendewakan, bisa pula dijadikan menjadi kata kerja yang artinya berbeda lagi, seperti memberhalakan sesuatu tidak selalu berarti bahwa pemujanya mengatakan “inilah Tuhan yang harus disembah”. Tidak juga berarti bahwa ia mesti bersujud dihadapannya.
Kemudian kalimat memberhalakan pun meluas menjadi dapat diartikan kepada rasa suka seseorang terhadap sesuatu melebihi rasa sukanya kepada Allah. Misalnya, lebih takut kepada seseorang/ benda dibanding rasa takut kepada Allah, atau lebih mencintai seseorang/ benda dibanding cintanya kepada Allah.
Picture
Caption: Dalam Islam, Berhala adalah obyekberbentuk makhluk hidup atau benda yang didewakan, disembah, dipuja dan dibuat oleh tangan manusia. Sesuai dengan dua surah di dalam Al-Qur'an, yang berbunyi:
“"Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhada-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang." (Al-'A`raf 7:191)”“"...dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat orang." (An-Nahl 16:20)”
Menurut syariat Islam, pada saat menjelang waktu Yawm al-Qiyāmah, akan ada pertanda besar dari Hari Kebangkitan itu ditandai dengan adanya kaum yang akan kembali melakukan ajaran paganisme berdasarkan salah satu hadits shahih Imam Muslim.[1]
Picture
Caption: Ibnu Katsir dalam kitabnya yang berjudulQashash al-Anbiyya menuliskan bahwa, berhala yang pertama kali dibuat adalah Wadd, Suwâ’, Yaghuts, Ya`uq dan Nasr, kesemuanya adalah para ulama yang hidup pada masa antara Adam dan Nuh. Mereka semua adalah anak dari Adam, Wadd anak tertua dan paling berbakti kepada Adam.[2]
Ritual terpenting dari ajaran paganisme berkaitan dengan seks dan perang. Segala bentuk penyembahan berhala bertumpu pada pemuasan hawa nafsu dan kekuatan fisik duniawi untuk mencapai surga duniawi. Tidak ada aspek transcendental dalam semua ajaran paganisme. Sementara agama samawi menitik beratkan pencapaian tertinggi dalam kehidupan bersifattranscendental, dalam konsep kebahagiaan ruhaniyah yang abadi sesudah mati dialamakhirat.
Picture
Caption: Makna berhala dalam Al-Qur'an
Kata berhala di dalam Al-Qur'an digunakan untuk mengartikan tiga istilah yang berbeda, masing-masing kata tersebut dalam al-Qur'an mempunyai makna yang berbeda sesuai dengan konteks ketika kata itu disandarkan. Kalimat-kalimat tersebut adalah sebagai berikut:
Asnam (ال اسنم) adalah segala sesuatu yang terbuat dari kayu, batu, emas, perak,tembaga dan semua jenis bahan berasal dari bumi yang memiliki bentuk menyerupai makhluk hidup seperti manusia, binatangdan tumbuhan serta memiliki bentuk tubuh yang besar. Selain itu, al-asnam mengalami perluasan makna yang digunakan untuk menunjukkan makna majazi dari berhala.Awsan (آل أوسان) adalah terbuat dari bahan baku pembuatnya sama dengan al-asnam, namun kata ini lebih umum daripada al-asnam, karena dapat berupa segala sesuatu yang berbentuk dan tidak berbentuk, baik kecil maupun besar. Sehingga, kata al-asnam dapat dimasukkan ke dalam kategori al-awsan.Ansab (الأنصب) adalah batu yang tidak memiliki bentuk tertentu yang digunakan untuk tempat menyembelih binatang yang akan dipersembahkan (altar) untuk berhala-berhala. Al-ansab juga dipakai untuk jenis batu yang tidak dibentuk yang disembah apabila tidak mampu membuat al-asnam.
Selain itu, ada sebagian kamus-kamusbahasa Arab yang menyamakan ketiga istilah tersebut sehingga makna dari ketiganya menjadi tidak jelas.
Picture
Caption: Paganisme dari masa ke masa
Dalam sejarah penyembahan terhadap berhala (paganisme), suatu kaum tak pernah melakukannya secara langsung, melainkan secara bertahap. Kaum itu mengambil tuhan lain dan menyembah pujaannya atau patung. Di zaman ArabJahiliyah banyak yang membuat atau mengadaptasikan keberhalaan dari kaum lain untuk mereka puja. Salah seorang pelopor pembawa ajaran keberhalaan diJazirah Arab adalah 'Amr bin Luhay dan ia seorang pemimpin dari suku Khuza’ah.
Takkala musim haji tiba, berhala-berhala itu ia berikan kepada kabilah-kabilah yang datang, lalu mereka membawa pulang berhala-berhala tersebut ke negeri mereka, sehingga setiap kabilah bahkan setiap rumah memiliki berhala. Dalam hadits shahih Imam Bukhari dikatakan bahwa berhala-berhala yang ada pada zaman Nuhakan menjadi berhala bagi Bangsa Arabsetelahnya.
Picture
Caption: Arab Jahiliyah (Pra Islam)
Dalam kisah Al-Quran dan penelitian oleh sejarahwan terhadap sejarah perkembangan ajaran paganisme dalam abad kedua Hijriyah, mengatakan bahwa sebelum datangnya ajaran Islam, ajaran paganisme dalam bentuknya yang berbagai macam mempunyai kedudukan/ tempat yang tertinggi dikalangan orang-orang Arab.
Orang-orang Arab untuk mendekatkan diri kepada dewa-dewa dalam bentuk berhala, sering melakukan persembahan kurban berupa binatang ternak terkadang pula manusia. Salah satu contoh dari kasus ini adalah Abdul Muthalib kakek dariMuhammad, hampir mempersembahkanAbdullah putranya sebagai kurban.
Picture
Caption: Kepercayaan
Di wilayah Hijaz lainnya seperti Yatsrib danThaif disamping menganut paganisme, mereka juga mengenal kepercayaan dalam bentuk lain terlebih di luar wilayah tersebut. Beberapa agama yang dikenal oleh masyarakat tersebut adalah Yudaisme danNashrani. Menurut beberapa pendapat dikatakan bahwa masyarakat Arab yang tinggal di daerah pedalaman, menganut pulaanimisme dan dinamisme. Kepercayaan ini didapat pada syair-syair kuno yang menceritakan berbagai macam aspek kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, gaya berfikir serta agama dan kepercayaanmasyarakatnya.[4]
Yudaisme sudah terlebih dahulu ada di beberapa wilayah Jazirah Arab, khususnyaYatsrib sebelum ajaran Islam datang. Para sejarawan menyimpulkan bahwa komunitas Yahudi yang ada di Jazirah Arab atau terlebih khusus di Yatsrib terdiri dari dua kelompok Yahudi, yaitu: Golongan keturunanYahudi asli, mereka adalah pendatang dan Yahudi keturunan Arab yaitu orang Arabyang menganut Yudaisme. Setelah orang-orang Yahudi ini datang ke Yatsrib hadir pula dua suku Arab yang merupakan imigran dariYaman yaitu Bani Aws dan Bani Khazraj, yang terjadi sekitar tahun 300 M.
Sedangkan menurut Syaikh Sholih al Fauzaan, bangsa Arab terbagi dua golongan. Golongan pertama yang mengikuti agama-agama Yudaisme, Nasrani dan Majusi, kemudian golongan kedua mengikuti agamaHanif (ajaran Ibrahim).[5]
Picture
Caption: Jenis berhala
Sesembahan-sesembahan pada zaman jahiliyah inipun berbeda-beda pula antara sebutan berhala yang satu dengan yang lainnya, sebutan lainnya adalah sebagai berikut:
Shanam adalah patung berbentuk manusia yang terbuat dari logam atau kayu,Wathan adalah patung berbentuk manusia yang terbuat dari batu,Nushub adalah batu karang tanpa suatu bentuk tertentu.
Picture
Caption: Nama-nama berhala
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mitologi Arab
Dikisahkan melalui hadits bahwa bangsa Arab Jahiliyah telah meletakkan berhala disekitar Kaabah sebanyak 360 berhala.[6]Berhala yang disembah Arab Jahiliyah itu biasanya diberi nama dengan nama-nama perempuan atau lelaki, berhala yang terkenal di antaranya adalah:
1. Hubal
Berhala yang dianggap sebagai "Dewa Bulan" ini dibawa oleh 'Amr bin Luhay dariMa'arib (Moab) suatu daerah di Balqa'. Menurut kisah dari Ibnu Hisyam, ia berkata bahwa salah seorang dari orang berilmu berkata kepadaku bahwa orang yang pertama mendatangkan Berhala ke Makkah adalah 'Amr bin Luhay.
2. Lātta
Berhala berupa batu yang dipahat, yang dibangun sebuah rumah di atasnya. Zaman dahulu Latta adalah seorang lelaki yang shalih yang biasa mengadon tepung untuk memberi makan jama’ah haji. Ketika dia meninggal, orang-orang pun membangun sebuah rumah di atas kuburannya dan menutupinya dengan tirai-tirai. Berhala ini adalah sesembahan kaum Tsaqif di Thaifdan pelayannya adalah dari Bani Muattab.
3. ‘Uzzá
Berhala pohon samurah dari Sallam yang terletak di lembah Nakhlah yang terletak antara Mekkah dan Tha’if. Di sekitarnya terdapat bangunan, dan tirai-tirai. Berhala ini juga mempunyai pelayan-pelayan (penjaga-penjaga). su Sulaim; Gathafan dan Jusyam serta serta suku-suku yang ada di sekitarnya
Picture
Caption: 4. Manāt
Berhala berupa batu besar yang terletak tak jauh di Gunung Qudayd di antara Mekkahdan Madinah. Berhala ini adalah milik sukuKhuza’ah, Aus, dan Khazraj. Jika sedang berhaji (di masa pra-Islam), mereka berihram di sisinya, dan mereka menyembahnya.
Sebenarnya keempat berhala ini hanyalah orang saleh yang pernah hidup pada zamanIbrahim. Sesudahnya mereka meninggal, beberapa orang membuat berhala untuk menghormati orang-orang soleh itu secara berlebihan. Mereka menganggapnya sebagai anak-anak Tuhan. Tidak cukup dengan berhala-berhala besar tersebut itu saja buat orang-orang Arab guna menyampaikan sembahyang dan memberikan kurban-kurban dan sesaji, tetapi kebanyakan mereka itu mempunyai pula patung-patung dan berhala-berhala dalam rumah mereka masing-masing.
Berikut adalah beberapa berhala yang tidak begitu terkenal, namanya tidak disebutkan di dalam Al-Qur'an, hanya disebutkan di dalamhadits, literatur Arab klasik dan lain-lain. Diantaranya adalah:
Picture
Caption: 5. Manaf
Berhala yang selalu dipuja oleh kaum wanita, tetapi ketika wanita sedang mendapat haid, mereka dilarang mendekati berhala tersebut. Kaum Quraisy sering menamakan anak mereka dengan Abd al-Manaf (hamba Manaf), terutama di kalangan Bani Hudzail. Manaf memiliki arti "ketinggian" atau "tempat tinggi".Dzu al-Halaas[7]
Berhala berbentuk batu api putih yang dipahat dan di atas batu tersebut ada sesuatu yang berbentuk mahkota. Berhala ini disembah oleh Bani Daws, Bani Khats’amdan Bani Bujailah, di negeri Yaman dan di negeri Tabalah yang terletak antara Mekkahdan Madinah. Pelayan berhala ini adalahBani ‘Umamah dari Bahilah bin A’shar.
Picture
Caption: 6. Dzu al-Halaas[7]
Berhala berbentuk batu api putih yang dipahat dan di atas batu tersebut ada sesuatu yang berbentuk mahkota. Berhala ini disembah oleh Bani Daws, Bani Khats’amdan Bani Bujailah, di negeri Yaman dan di negeri Tabalah yang terletak antara Mekkahdan Madinah. Pelayan berhala ini adalahBani ‘Umamah dari Bahilah bin A’shar.
Picture
Caption: 7. Dzu as-Shara
Berhala yang berbentuk batu berwarna hitam dan berbentuk tak beraturan, disembah oleh suku Arab keturunan Ismail, yaitu kaum Nebayot dan kaum Duma. Dianggap sebagai "anak dari seorang gadis" dan "dewa kesuburan." Nama lain berhala ini adalah Dusares/Dzu Syura, yang mendapat julukan "Sang Dewa Gunung Shara". KabilahBani al-Harits juga memiliki berhala ini.
Picture
Caption: 8. Dzu al-Kaffayn
Berhala milik Amr bin Hamamah dari Bani Daws, yang dihancurkan oleh Thufayl bin Amr al-Dawsi atas perintah Muhammad. Berhala ini memiliki arti "dia yang memiliki kedua telapak tangan."
9. Al-Fals
Berhala berbentuk manusia terbuat dari batu merah yang berada di tengah-tengah Gunung Aja. Pemelihara berhala ini adalah dari Bani Bawlan, Bawlan sendiri adalah salah seorang yang memulai penyembahan terhadap berhala ini. Keturunan dari Bani Bawlan terakhir yang menyembah berhala ini bernama Sayfi.
Picture
Caption: 9. Al-Ya'bub
Berhala para kaum Jadilah terletak di Thayyi. Sebelumnya mereka memiliki berhala yang berbeda, tetapi Bani Asad mengambilnya. Sehingga mereka mengadopsi al-Ya'bub sebagai penggantinya.
Picture
Caption: 10. Asaf Naylah
Asaf bin Ya'la dan Naylah binti Zayd adalah sepasang kekasih dari Yaman, kemudian mereka melakukan ziarah ke Mekkah. Setibanya di Mekkah, mereka masuk kedalam Ka'bah dan mereka mengambil kesempatan untuk berzinah di dalamnya, ketika keadaan sepi. Kemudian mereka berubah menjadi 2 batu, yang pada akhirnya dibawa keluar dan ditempatkan ditempatnya masing-masing. Kedua batu itu kemudian di sembah oleh Bani Khuza'ah dan Quraisy, serta disembah pula oleh orang-orang yang datang berziarah ke Rumah Suci. Yang pertama kali mengadopsi berhala-berhala dan memberikan nama masing-masing, sesuai dengan tradisi yang sedang berlangsung di antara mereka, di antara Bani Ismail dan suku lainnya adalah Hudhayl bin Mudrikah.
Video
Picture
Caption: VIDEO LENGKAP:
Link Youtube
https://youtu.be/PxfgrCfzaww
Video
Picture
Caption: VIDEO LENGKAP
Youtube:
https://youtu.be/Mlyh_SNtLNo