Picture
Caption: Pagi itu (21/01/2016) sekitar pukul 09.30 wib suasana di padepokan Panji Asmoro Bangun nampak sepi dan hanya terdengar suara lirih alunan degung gamelan jawa dari sebuah radio tape. Tak lama kemudian saya disapa oleh seorang pria sembari tersenyum, ialah Bapak Handoyo (35), cucu dari Mbah Karimun (almarhum) sang maestro topeng Malangan.
Dengan senyum bersahaja beliau mempersilahkan saya untuk duduk sembari beliau melanjutkan pekerjaannya dan sesekali beliau bercerita. Keseharian beliau diisi dengan membuat topeng malangan dan melatih tari. Bersama beberapa orang beliau mengelola padepokan budaya yang terletak di Jl.Prajurit Slamet Ds. Kedung Monggo, Ds.Karang Pandan kec.Pakisaji, kab.Malang ini.
Perjuangan untuk melestarikan dan mengembangkan budaya asli malang sungguh mengharukan dan patut kita berikan apresiasi yang mendalam. Ditengah semakin berkembangnya modernisasi, beliau bersama keluarga dan rekan-rekan masih memberikan perhatian lebih terhadap pelestarian budaya.
Topeng Malang memiliki karakter berbeda dengan jenis topeng yang ada di Indonesia, topeng Malang memiliki corak yang khas dari pahatan kayu yang lebih realis dan menggambarkan karakter wajah.
Terdapat banyak ragam karakter Topeng Malang yang dibuat seperti karakter jahat, baik, gurauan, sedih, kecantikan, ketampanan, bahkan hingga karakter bersifat tidak teratur.
Topeng Malang ini akan dipadukan dengan tatanan rias dan pakaian dan saat ini, perkembangan Topeng Malang sudah dapat dinikmati dalam bentuk drama, ada yang menceritakan tentang sosial dan cerita humor.
#Instanusantara
#Instanusantaramalang
#Indonesia