Picture
Caption: SINGA BARONG The Masterpiece
of Kasepuhan Cirebon
Caption: SINGA BARONG adalah kereta kencana yang dianggap keramat di Kasepuhan Cirebon.
Nama SINGA BARONG sendiri merupakan singkatan dari "Singarani" (yang berarti yang memberi nama) dan "Babarengan" (yang berarti bersama-sama). Bila dilihat dari namanya, maka kereta keramat ini diberi nama secara bersama-sama dan bermakna dimiliki juga secara bersama.
Caption: SINGA BARONG chariot is considered sacred in Kasepuhan Cirebon.
SINGA BARONG name itself stands for "Singarani" (which means that gave the name) and "Babarengan" (which means together). When viewed from the name, this sacred train named jointly owned by collective.
Picture
Caption: SINGA BARONG Kereta ini dibuat oleh Ki Gede Kaliwulu atas penglihatan yang dialami oleh Pangeran Losari (cicit Sunan Gunung Jati) dan selesai pada tahun 1649 Masehi. Pada masa pengabdiannya, kereta ini ditarik oleh empat ekor kerbau "bule" yang dianggap suci dan melambangkan keanggunan. Kereta ini memang sengaja dibuat sebagai kendaraan kebesaran Kasepuhan yang hingga kini juga menjadi ikon Kasepuhan Cirebon.
Caption: The train was made by Ki Gede Kaliwulu on vision experienced by Prince Losari (great-grandson of Sunan Gunung Jati) and was completed in 1649 AD. At the time of its service, this wagon drawn by four albinos buffaloes that considered sacred and symbolizes elegance. This train was deliberately made as Kasepuhan oversized vehicles, which has also become an icon Kasepuhan Cirebon until now.
Picture
Caption: SINGA BARONG memiliki makna yang begitu mendalam, terutama bila kita menelaah bagian kepala dan tubuh kereta yang sangat unik. Sosok itu merupakan satu hewan campuran antara Gajah, Burung Bouraq, dan Naga yang sedang membawa tombak trisula di belalainya. Uniknya, hewan ini memiliki makna heterogenitas dan toleransi yang sangat mendalam. Gajah adalah sebuah penghormatan pada umat Hindu, Bouraq merupakan hewan suci umat Islam (kendaraan Nabi Muhammad), Naga adalah penghormatan bagi etnis Tiongkok sekaligus umat Budha yang sudah lebih dulu ada sebelum Kasepuhan Islam Cirebon berdiri, dan Trisula merupakan lambang dari Cipta, Rasa, dan Karsa dalam kehidupan manusia.
Caption: SINGA BARONG meaning was so profound, especially when we examine the head and body of the cart that very unique. The figure is a mixture of animal Elephant, Bouraq, and Dragon, who was carrying a trident spear in its trunk. Uniquely, these animals have a very deep meaning of heterogeneity and tolerance. Elephant is a tribute to the Hindus, Bouraq is a sacred animal of Muslims (vehicle Prophet Muhammad), the Dragon is a tribute to the ethnic Chinese as well Buddhists who had already been there before Kasepuhan Islam Cirebon stand, and Trident is a symbol of Creation, Sense, and Intention in human life.
Picture
Caption: Keistimewaan kereta Singa Barong tidak hanya karena dibuat oleh penduduk asli Cirebon, namun juga teknologi canggih yang digunakan dalam pembuatannya. Pada tahun 1991, sejumlah ahli sejarah dari Universitas Leiden, Belanda meneliti keberadaan Singa Barong. Mereka sangat terkesima dengan bentuk dan teknologi yang diterapkan oleh kereta ini. Memang kereta Singa Barong tidak seperti kereta kencana kerajaan lain yang umumnya buatan Eropa, namun teknologi suspensi serta "power steering" sudah diterapkan oleh pembuatnya. Selain itu, sayap pada sisi kereta pun dapat mengepak ketika kereta berjalan. Tidak hanya itu, pewarnaan kereta pun sudah menggunakan serbuk emas intan yang merupakan cikal bakal tekhnik pewarnaan metalik.
Caption: Privileged of Train Singa Barong not only because it is made by a native of Cirebon, but also the advanced technology used in its manufacture. In 1991, a number of historians from the University of Leiden, Netherlands examined the existence of Singa Barong. They were amazed with the shape and the technology that applied by this train. Indeed Train Singa Barong unlike other royal carriage that is generally made in Europe, but the suspension technology and "power steering" idea has been applied by the manufacturer. In addition, the wing on the side of the train can be packed when the train move. Not only that, the train was already using the coloring of gold dust diamond which is the forerunner of a metallic coloring techniques.
Picture
Caption: Sekarang, SINGA BARONG tersimpan rapih di Museum Kasepuhan Cirebon sebagai benda pusaka sekaligus warisan budaya lokal yang penting bagi generasi mendatang. Setiap 1 Syawal menurut penanggalan Muslim, kereta ini akan dikeluarkan untuk dimandikan.
SINGA BARONG adalah warisan budaya asli Indonesia yang kaya akan makna dan layak untuk tetap berada di Nusantara.
Caption: Now, SINGA BARONG stored neatly in Cirebon Kasepuhan Museum heirlooms as well as local cultural heritage which is vital for future generations. Every 1 Syawal according to the Muslim calendar, this train will be issued for a sacred bath.
SINGA BARONG is the cultural heritage of Indonesia which is rich in meaning and deserves to remain in the archipelago.
Caption: FIN