Picture
Caption: "Sebuah tradisi bangsa yang indah" Batik Lasem
Caption: Berdasarkan sumber sejarah lokal pada kitab Badrasanti (1478 Masehi), IPI memperkirakan proses pembatikan di Lasem sudah berlangsung sejak puteri Na Li Ni dari kerajaan Champa (Vietnam) mengajarkan teknik batik kepada anak-anak di daerah Kemendung (Lasem) pada kurang lebih tahun 1420 Masehi.
Batik Lasem merupakan batik bergaya pesisiran yang kaya motif dan warna. Nuansa multikultur sangat terasa pada lembaran batik Lasem. Kombinasi motif dan warna batik Lasem yang terpengaruh desain budaya Tionghoa, Jawa, Lasem, Belanda, Champa, Hindu, Buddha serta Islam tampak berpadu demikian serasi, anggun dan memukau.
Picture
Caption: warna cerah batik Lasem khususnya warna merah sangat terkenal di kalangan pecinta batik Indonesia. Warna merah batik Lasem yang biasa disebut penduduk Lasem sebagai ”abang getih pithik (merah darah ayam)” telah diakui sebagai warna merah terbaik yang tidak dapat ditiru pembuatannya di daerah sentra batik lainnya
Picture
Caption: Pada tahun 1930 jumlah pengusaha batik di Lasem adalah 120 orang. Mereka merupakan pengusaha batik etnis Tionghoa.
Kejayaan industri batik Lasem berlanjut sampai tahun 1942. Selama masa pendudukan Jepang, seluruh usaha batik di Lasem ditutup. Barulah sekitar tahun 1950 pengusaha batik Lasem mencoba bangkit kembali. Kemajuan usaha batik memang terjadi tidak secemerlang masa Hindia Belanda.
Jumlah pengusaha batik Lasem terus berkurang akibat kurang lancarnya regenerasi pengusaha batik, krisis ekonomi nasional dan ketatnya persaingan antar sesama pengusaha batik. Demikian pula halnya, permintaan terhadap kain batik Lasem menurun tajam akibat perubahan gaya pakaian masyarakat Indonesia yang mulai mengadopsi gaya pakaian barat.
Picture
Caption: pengetahuan budaya batik Lasem masih sangat terbatas di kalangan generasi muda Kabupaten Rembang. Kurangnya data tentang sejarah, ragam motif, fungsi dan nilai filosofi batik Lasem menyebabkan sulitnya pengembangan pendidikan budaya batik Lasem, baik sebagai pelajaran muatan lokal di sekolah maupun sebagai kegiatan pendidikan non formal di bidang ketrampilan batik di lingkungan keluarga.
Akibatnya, kelestarian budaya batik Lasem sulit dijamin di masa yang akan datang. Untuk itu, sinergi dengan yang pihak peduli, termasuk kita sendiri sebagai unsur bangsa Indonesia, sangat diperlukan dalam penguatan kesadaran budaya serta daya saing industri batik Lasem.
Salam damai
#batiklasem #indonesia #rembang #jawatengah
Picture