Picture
Caption: Pendakian Gunung Slamet 3248 Mdpl Via Dipajaya Clekatakan Pulosari Pemalang
Caption: Libur natal telah tiba, sekaligus di bablasin cuti tahunan dan libur tahun baru. Cakep, dari tanggal 22 Desember 2018 sampai 01 Januari 2019. Kali ini saya awali dengan mendaki gunung slamet via dipajaya desa cekletakan pulosari pemalang jawa tengah.
Picture
Caption: Ds. Semingkir Randudongkal Sebelum menuju desa Dipajaya untuk melanjutkan pendakian, kami mampir di rumah Gale untuk packing ulang, pembagian muatan, dan sarapan. Ibunda nya Gale saat itu sudah memasakan kami ayam kampung goreng, sambel. Rasa ayam goreng nya garing bgt, uenaaaaaaaaak
Picture
Caption: Ds. Dipajaya Clekatakan Pertama kali yang terlintas di kepala tentang desa ini adalah "Anjrid desa diatas awan. Gilaaaak indah amaaaat". Kanan kiri pemandangan serba hijau dengan sawah dan ladang sayur mayur milik warga sekitar. Ketinggian desa ini sekitar 1.200 an mdpl. Bayangin kalau pagi saat cerah sudah di kelilingi kabut tipis dan arakan awan serta pemandangan Gunung Sindoro Sumbing. Tanpa perlu capek-capek mendaki dulu ke puncak slamet.
Picture
Caption: Team Pendakian
Vincent, Kiki, Hari, Handry, Seno, Fidha, Ibunda nya Gale, Gale, Maston
Picture
Caption: Inilah mobil mewah yg mengantarkan kami sampai di basecamp.
Caption: Kiki, Handry, Seno, Maston adalah teman baru saya. Gale dulu nya kaka kelas saya saat SMA. Vincent teman ngebolang saya kemana mana. Hari adalah lelaki terdekat saya. Berasa baru kenal, tapi berasa udah temenan lama banget. Baru ketemu aja udah blak-blak an bareng, ceng-cengan bareng, dan ketawa ngakak bareng. Rasa persaudaraannya sudah terasa dekat banget.
Ini sudah kesekian kalinya saya adalah perempuan satu-satu nya dalam sebuah pendakian. Tapi tenang aja, disini ga ada spesial spesial an. Biarpun saya perempuan, tetep aja di perlakukan sama kaya laki-laki. Keril saya tetap berat walaupun lebih berat mereka si laki-laki tapi saya bawa perlengkapan pribadi dan regu dalam satu tas. Ga cuma SB dan alat makeup doang ya ahahhaha.
Caption: Jalur Dipajaya Ceklatakan adalah jalur baru pendakian gunung slamet selain jalur Blambangan Purbalingga dan Guci Tegal yang sudah lebih dulu terkenal. Jalur Dipajaya jalur resmi yang baru disahkan sekitar tahun 2014 an. Jalur ini masih asri, bersih, dan sangat sepi dari pendaki karena banyak yang kurang tahu jalur ini. Apalagi saat ini bahu jalan di bawah desa nya sedang ada pembangunan dan pengaspalan jalan. Jadi bagi orang yang tidak begitu paham daerah desa ini, akan berjalan memutar ke arah desa Belik yang cukup lumayan memakan waktu.
Caption: Saat itu kami pun harus berjalan kaki sekitar 3 km sekitar 20 menitan berjalan santai. Melewati jalan setapak, melewati perumahan warga, melewati sawah dan ladang sayur mayur milik warga. Namun belum sampai basecamp saja sudah ngos-ngosan karena jalannya yang semakin menanjak. Untung nya ada orang basecamp yang menawari saya tumpangan motor sampai basecamp 😝
Picture
Caption: Basecamp Pendakian Basecamp.pendakian via Dipajaya.sudah dibangun sangat bagus dan besar. Para pendaki bisa menginap semalam disini untuk melanjutkan pendakian kembali di keesokan harinya. Dibagian belakang basecamp ada 2 kamar mandi, 1 wastafel untuk cuci cuci. Letak basecamp ini di ketinggian sekitar 1200 an mdpl. Kalau pagi hari terlihat indah dengan awan yang berarak, kalau agak siangan menjelang sore turun kabut tipis dan berhawa dingin. Disekitaran basecamp terdapat sawah dan ladang daun bawang milik warga. Indaaaaaaah bgt 😍.
Picture
Caption: Gerbang Selamat Datang
disinilah pendakian di mulai.
Caption: 22 Desember 2018, pukul 15.00 kami memulai pendakian. Setelah berdoa sesuai agama kami masing-masing kami berjalan sesuai urutan yang telah di tentukan. Maston, Gale, Vincent berada di barisan depan. Fida, Hari barisan tengah dan Seno, Handry di barisan paling belakang. Saat pendakian kami belum merasakan apa-apa. Rasa senang di hati membuat semangat berjalan menaklukan trek demi trek yang semakin terus menanjak.
Picture
Caption: Ladang sayur milik dan peternakan milik warga
Picture
Caption: 15 menit setelah melewati Gardu selamat datang, kami disuguhkan hutan pinus dengan berbagai macam permainan dan rumah pohon.
Picture
Caption: Break. "Kalau ga kuat jangan di paksa, teriak aja Break, serentak berenti semua."
Caption: Pukul 16.00 tiba di pos 1, isi perut dulu sebelum kemalaman dan sebelum tiba di pos lainnya. Menu makan siang kami memilih bungkus nasi megono, tempe orek dan sambal yang di makan bersama dalam satu kertas nasi. Jangan gengsian deh, disini semuanya serba kekeluargaan dan kebersamaan. Jadi makan aja campur aduk tangan kami tanpa cuci tangan. Seru kan 😄.
Picture
Caption: Makan siang ala ala pendaki ya kaya gini. Bodo amat, yang penting tenaga terisi perut kenyang.
Caption: Setelah makam siang yang sudah kesorean, sholat ashar kami melanjutkan perjalanan kembali menuju pos 2, pos 3, pos 4 dan ngecamp di pos 5.
Tapi......
Di sela sela perjalanan menuju pos 2, Hari merasakan langkah kaki nya berat. Keril yang dia gendong semakin berat. Badan semakin mengigil dan muka semakin pucat. Awalnya saya kira dia sakit, namun tiba-tiba saya melihat keganjilan yang bergelantungan di keril nya Hari. "Kamu sakit" Hari geleng-geleng kepala cuma bilang "Berat" lalu badannya mengigil. Padahal sebelum nya dia baik-baik saja. Karena penglihatan ku semakin ga enak dengan ada nya 2 bocah lelaki di atas kerilnya aku meminta Hari untuk turun kembali ke basecamp "Hei nak, turun donk kamu naek ke keril ku aja" ujar ku membuat kompromi, namun 2 bocah laki-laki ini terus menggelayuti kerilnya Hari sambil ketawa ketiwi.
Caption: Karena aku sudah tak tega melihat badannya yg semakin mengigil padahal belum dingin. Wajahnya yg semakin pucat entah karena menahan berat keril atau menahan takut yg jelas saat itu wajah nya sudah tak karuan. Akhirnya aku membuat kompromi dengan team ku, untuk memutuskan aku dan Hari kembali turun ke basecamp dan yg lain silahkan melanjutkan pendakiannya. Untungnya saja teman teman team saya memakluminya.
Akhirnya aku dan Hari pun kembali turun.
Caption: Kami segera bergegas turun secepat cepatnya supaya tidak kemaleman di jalur. Saat itu sudah menunjukan pukul 17.00 wib. Sebelum tiba di pos 1 kami berdua masih bertemu dengan beberapa pendaki lain. Selebihnya setelah melewati pos 1 sudah tidak ada pendaki lagi hanya kami berdua. Kami terus bergandengan tangan, kami terus berjalan beriringan. Namun keganjalan mulai terjadi. Saat kami berjalan, dibelakang kami rasanya ramai sekali langkah kaki yg terdengar semakin kencang. Kami merasa bahwa ada yang mengejar kami. Selalu kami menoleh kebelakang namun tak ada siapa-siapa, namun langkah ramai itupun selalu terdengar. Bunyi-bunyi suara aneh-aneh pun mulai terdengar. Skelebatan bayangan putih berseliweran. Sampai akhirnya kami berdua pun mulai berjalan dan sedikit berlari.
Video
Caption: Tak terasa tibalah waktu maghrib. Kami berdua merasa perjalanan turun jauh lebih jauh dan lebih lama, entah lah mengapa. Aku melihat kearah langit, ku lihat bulan bulat masih tertutup awan putih dan aku berharap awan itu terus menutupi sang rembulan. Namun perlahan awan putih itu pun mulai menhilang di terpa angin dan rembulan semakin bersinar. Sekelebatan bayangan putih bermunculan dengan berbagai macam bentuk. 2x kami nyasar masuk ke jalur persawahan warga lalu kami kembali menanjak ke atas, dan ambil jalur lain namun kembali nyasar ke ladang warga sampe akhirnya kami kembali ke atas mencari jalur lain.
Picture
Caption: Silahkan di zoom foto ini. Menurut teman-teman sih seperti, ada bayangan putih menempel di pohon dengan bentuk seperti perempuan yang sedang mengelus ngelus perut nya.
Picture
Caption: Coba di zoom foto-fotonya :
foto 1 : Menurut teman-teman, ada penampakan di dekat pohon seperti perempuan sedang mengelus perut nya.
foto 2 : Menurut teman-teman ada penampakan perempuan berambut panjang sekali nyelip diantara pepohonan. Dan sebuah wajah nyelip juga di anatara pepohonan.
Caption: Waktu sudah malam masih belum ketemu jalur hutan pinus. Nafas kami tersengal sengal laku aku sudah tak sadar diri.
Menurut cerita Hari, saat itu tangan ku terus menggenggam tangan Hari tidak pernah terlepas, namun aku berjalan sambil merem. Hari merasakan keganjilan yang aneh, berkalikali aku disadarkan namun aku tak sadar. Tangan Hari sampai keringat dingin dan ketakutan namun berulang kali aku selalu bilang "Jangan takut" tapi menurut Hari itu bukan lah suara asli ku. Sampai akhirnya tiba di hutan pinus, ladang sayur mayur warga dan peternakan warga dan sebentar lagi Gardu selamat datang. Hari pun bernafas lega, karena bisa keluar dari hutan rapat itu. Sesampai nya di depan Gardu, aku meminta Hari mencium tanganku dengan berkata "Aku mau pulang, cium tangan" dengan suara serak dan berat seperti nenek-nenek Hari pun cium tangan sambil ketakutan dan mengucapkan salam. Lalu, aku lemas dan menangis.
Dan barulah Hari menyadari kalau dari tadi aku kesurupan.
Caption: Sesampainya di basecamp aku masih di awang awang kesadaran ku masih setengah setengah. Menurut cerita Hari pun saat di basecamp aku kesurupan Nyi Rantangsari, dengan kelakuan yang aneh aneh. Yang tidak merasa dingin sama sekali duduk di lantai tanpa alas padahal saat itu udara sudah dingin banget. Ngoceh yang engga engga, dan kelakuan aneh aneh lainnya. Bahkan menurut cerita Mas syamsul di basecamp aku minta di bakarin kemenyan, mandi tengah malam keramasan padahal malam itu dingin sekali.
Entah lah, aku tak mengerti. Hahahahah 😅
Picture
Caption: Puncak Gunung Slamet 3428 Mdpl -Foto dari Vincent & Handry yang berhasil sampai di Puncak-
Caption: Ternyata keesokan harinya saat berkumpul kembali dengan teman-teman kami saling bertukar cerita. Ternyata kejadian mistis yang aku dan Hari alami, dialami juga oleh teman-teman lainnya. Seperti teman-teman yang di ganggu oleh wanita di pos 4 samarantu sampai akhirnya mereka drop karena kelelahan dan tekanan mental yang cukup kuat. Pada akhirnya mereka mendirikan tenda diantara pos 4 dan pos 5. Lalu pada akhirnya nya, dari sisa 6 orang yang hanya berhasil menginjakan kaki nya di atas puncak Slamet 3428 Mdpl adalah Vincent dan Handry, yang lainnya tepaaaaaar hahahhaah.
Namun bagi kami puncak hanya sebuah bonus. Ini lah pendakian yg sebenarnya. Untuk meredamkan egois diri dan gengsi dalam diri. Gunung tak akan lari kemana, sama seperti jodoh. Klo sudah saatnya, nanti pasti bisa kok kita bermesraan di puncak bersama. Pendakian sebenarnya ya seperti ini, bagaiamana kita meredamkan ego untuk seorang teman. Jangan sampe teman sendiri di tinggal di jalur pendakian saat sakit atau kenapa napa.
Btw, ada makna nya juga sih aku gagal dalam pendakian Mungkin saat saya kesurupan itu, memang aku lagi dalam keadaan kotor namun aku tak menyadari nya. Tiba-tiba sesampainya di basecamp saya datang bulan. Dan wanita datang bulan mendaki gunung itu, godaannya sangat berat.
Picture
Caption: Congratz kalian berdua juara nya 🤩
Picture
Caption: Cerita ini nyata apa ada nya. Koleksi Foto semua dari koleksi foto kami.
Terimakasih Love :
Mas Syamsul 'Ranger sekaligus Penunggu Basecamp Dipajaya'
Mas Mas yang hitam manis baik hatinya yg telah mengantar aku dan Hari sampai pasar Moga
@hary1191 (Hari)
@g_amami (Gale)
@maston20_06 (Maston)
@handriseptianprabowo (Handri)
@kiki.saepul (Kiki)
@antasenaaji (Seno)
@vincentbarker14 (Vincent)
@fidhariani_ (Fidha)