Picture
Caption: Meletusnya Gunung Galunggung dalam ingatan anak kecil berponi
Picture
Caption: "Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum"
-M.A.W. Brouwer
Picture
Picture
Caption: "Gunung Galunggung meletus ketika Tuhan sedang bersedih"
-Anak kecil berponi dari gang Sukarisi
Picture
Caption: Suatu hari di bulan April tahun 1982 atau 3 bulan sebelum saya mulai masuk sekolah dasar, me & my mommy pergi ke pasar Gandok.
Picture
Caption: Pasar Gandok itu ada di pertemuan jalan Ciumbuleuit & jalan Siliwangi di kota Bandung.
Picture
Picture
Caption: Tadi yang pergi ke pasar saha nya? Oh iya me & my mom. Jadi begini ceritanya..pagi itu langit gelap gulita tidak seperti biasanya.
Picture
Picture
Caption: Untuk ukuran anak berumur 6 tahun dengan kecerdasan di atas rata-rata, memang wajar jika bisa melihat sesuatu yang tidak beres di pagi itu.
Picture
Caption: Apalagi ketika menengadah terlihat sinar matahari susah payah menembus awan gelap..dan mata ini kok terasa perih *kedip kedip*
Picture
Picture
Caption: "What's going on mommy?" tanyaku pada my mom. Si mamih yg lagi asyik milih peuteuy hanya bisa berbisik sambil molotot she said:
"shut up!"
Picture
Caption: Lagi-lagi berkat kecerdasannya bocah 6 tahun itu bisa menyimpulkan bahwa yang membuat matanya perih itu pastilah abu vulkanik, bukan efek perang Malvinas antara Inggris & Argentina.
Picture
Caption: "Mom..mamih tahu tidak yang meletus itu gunung apa?" Kali ini my mom cukup sabar meladeni pertanyaanku, kemudian dia cek berita online.
Picture
Picture
Caption: "Tenyata gunung Galunggung di Tasikmalaya yang meletus, sayang.." Kemudian my mom sibuk lagi memilih balakutak untuk lunch.
ššš LUNCH ššš
Picture
Caption: Oh pantas saja hujan abunya pekat sekali, mengingat jarak dari Bandung ke Tasik tidak terlalu jauh pikirku. Lalu saya ngaleos membeli gurandil kesukaan.
Picture
Picture
Caption: Yang kemudian saya ingat dari potongan memori ini adalah my mom menuntunku ketika berjalan pulang ke rumah di gang Sukarisi..dan hujan abu semakin deras.
Picture
Caption: Tumpukan abu vulkanik semakin menebal di pertigaan pasar Gandok. Saya tidak berani lagi menengadah karena tahu bakal tambah perih.
Picture
Caption: Saya juga tidak berani menatap my mom, karena somehow saya tahu wajahnya bakal jarang saya lihat lagi di tahun-tahun berikutnya.
Picture
Caption: I miss you mom..
Picture
Caption: [ Photo Credit ]
Cover: KOMPAS/FX PUNIMAN
Page 3, 16, 19: "Semerbak Bunga di Bandung Raya" -Haryoto Kunto
Nantikan serial getir lainnya:
ii) Festival Film Indonesia 1985; sepenggal memori di trotoar Asia Afrika
iii) Mexico86; ketika Maradona mengguncang dunia
iv) Naik kereta bersama bapak
#stellerstories #stellerid