Picture
Caption: Malabar Mountain Coffee Field camp
Picture
Caption: Malabar Mountain Coffee memiliki perkebunan di dua areal; Pangalengan dan Ciwidey. Kali ini kami mengunjungi kebun yang ada di Pangalengan dengan luas kebun 50 hektar yang memuat sekitar 200.000 pohon kopi.
Picture
Caption: Lembah pegunungan Gunung Tilu tampak dari kebun kopi setinggi 1400 mdpl. Areal kondusif untuk tanaman kopi arabika.
Picture
Caption: Pendakian selama 1 jam dibimbing oleh Pak Takur, tim Malabar yang menjelaskan kondisi kebun kopi Malabar dari varietas, penanaman, pemangkasan, hama, dan pemetikan.
Picture
Caption: Varietas yang ditanam di Malabar Kebun Pangalengan adalah tipe katai, pertama adalah varietas Ateng Super (Aceh Tengah) yang berasal dari Gayo Bener Meriah.
Picture
Caption: Kedua adalah Sigarar Utang, komoditi andalan Sumatera Utara. Keduanya ditanam pada ketinggian 1200-1400 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Picture
Caption: Petik Merah
Picture
Caption: Pemetik datang ke kebun dari jam 7 sampai 10-12 siang. Pada masa panen bisa membawa berton-ton buah kopi merah, kali ini di panen sela hanya ratusan kilogram.
Picture
Caption: Panen raya terjadi setahun sekali yakni di bulan Mei. Pada bulan Juni, Juli, Agustus dan September disebut sebagai panen sela.
Video
Caption: Cara pemetikan dilakukan selektif, hanya petik merah sempurna dengan cara memutar atau mematah, untuk menghindari batang tunas tercabut.
Picture
Caption: Batang tunas atau cupat jangan sampai tercabut seperti ini karena batang tunas ini masih bisa membuahkan panen berikutnya.
Picture
Caption: Buah kopi yang belum merah sepenuhnya disebut petani Malabar sebagai "cumolat", gak kecil gak dewasa. Tidak boleh dipetik dulu sampai seminggu ke depan.
Picture
Caption: Buah kopi yang terlalu tua jika ikut dipanen menghasilkan black beans, yang termasuk dalam defect atau nilai cacat nomor satu untuk kopi specialty.
Picture
Caption: Pohon Penaung dan Pendamping
Picture
Caption: Pohon tahunan diperlukan untuk melindungi pohon kopi dari sinar matahari langsung. Untuk kebun kopi Malabar, terdapat Pohon Pinus, Sengon, Suren, Eucalyptus. Selain sebagai penaung juga pengusir hama.
Picture
Caption: Selain pohon jeruk, nangka, terdapat juga tanaman pohon cabai Gendot sebagai tanaman sela yang juga bisa mempengaruhi rasa kopinya menjadi agak spicy.
Picture
Caption: Penanggulangan hama secara organik
Picture
Caption: Hama dan organisme pengganggu tanaman sudah pasti selalu ada. Ini adalah salah satu buah kopi yang terkena serangga "penggerek buah".
Picture
Caption: Penggerek buah membuat buah dalamnya juga termakan. Buah ini tidak ikut dipanen karena termasuk cacat kopi yang mempengaruhi kualitas rasa.
Picture
Caption: Daun Karat, penyakit utama pohon arabika. Kondisi di atas masih di ambang toleransi. Tim Malabar memastikan penanggulangan dilakukan dengan pemangkasan, pemupukan dan pestisida hayati, bukan pestisida kimia.
Picture
Caption: Penghalau hama juga digantung di tengah-tengah kebun kopi terbuat dari ekstrak daun suren, dari salah satu pohon penaung kopi. Bau menyengat daun suren jitu mengusir hama dan serangga.
Picture
Caption: Embun Jelaga. Jamur dari jejak tanah yang terbawa semut akibat kutu dompolan yang suka meninggalkan glukosa di daun. Walau bukan penyakit utama namun bisa mengganggu fotosintesis daun.
Picture
Caption: Kondisi di balik daun yang terkena embun jelaga. Memotong daunnya atau menyemprotnya dengan tepung belerang adalah cara aman untuk membersihkan pohon dari organisme pengganggu tumbuhan ini.
Picture
Caption: Daun pohon kopi yang terkena tanah harus dipangkas. Setidaknya tinggi batang daun 10 cm lebih dari tanah agar tidak gampang terkena hama.
Picture
Caption: Pohon-pohon muda terlihat menyulam lahan bekas pohon yang sudah tidak produktif atau terkena hama.
Picture
Caption: Proses
Pasca Panen
Picture
Caption: Kurang dari 12 jam buah kopi harus langsung diproses. Buah diproses berbeda-beda untuk mengejar cita rasa yang diinginkan; full wash (cuci kupas, fermentasi, jemur), natural, (tidak dikupas langsung dijemur), honey (kupas jemur).
Picture
Caption: Untuk full wash dan honey, buah kopi dirembangkan dulu dalam bak air untuk dipisahkan dari buah kopi yang mengambang (buah kosong) lalu dimasukkan ke dalam mesin pulper dengan kapasitas 1 ton per 30 jam.
Picture
Caption: Di mesin pulper, buah kopi dikupas dari cangkangnya dan dicuci dengan air mengalir untuk membersihkan getah kopi.
Video
Caption: Lalu dialirkan ke bak. Biji kopi yang mengapung pun kembali dipisah dan dibuang. Hanya biji kopi yang tenggelam yang baik untuk diproses.
Picture
Caption: Khusus untuk metode full wash, dilakukan fermentasi selama 12 jam. Sementara metode honey, biji yang telah dikupas langsung dijemur.
Picture
Caption: Cangkang buah atau cascara ini digunakan sebagai kompos terbaik untuk tanaman kopi atau bisa juha dijadikan minuman teh kaskara.
Picture
Caption: Khusus untuk metode natural, buah kopi yang sudah dipisah dari buah yang mengapung, langsung dijemur langsung di bawah sinar matahari.
Picture
Caption: Penjemuran dilakukan selama 25-28 hari tergantung dari cuaca. Metode ini akan menghasilkan kopi bercita rasa getah buah yang unik.
Picture
Caption: Penjemuran selanjutnya dilakukan di atas terpal hingga kadar air mencapai 11%. Tapi jika cuaca mendung dan hujan rintik, semua penjemuran ini harus segera diselamatkan dengan melipat dan menggulung terpal.
Picture
Picture
Caption: Khusus untuk metode natural dan full wash, setelah kering 11% buah kopi kering digiling dengan mesin dry huller.
Picture
Caption: Biji kopi menjadi gabah yang siap disortasi (dipisah dari biji cacat yang tidak memenuhi kualitas specialty).
Picture
Caption: Sortasi biji kopi dipilah 5 bagian. Pemisahan black bean dan sour bean (defect kopi utama), biji pecah (akibat proses giling), biji quaker (biji muda), biji lanang (kualitas premium peaberry), dan biji yang lulus defect.
Picture
Caption: Black beans, sour bean dan biji terkena hama adalah defect utama yang tidak boleh ada dalam kopi specialty, namun ada pasar yang masih memakai biji ini untuk kopi sachet.
Picture
Caption: Biji peaberry, biji monokultur atau dikenal sebagai kopi lanang adalah biji termahal yang dijual khusus untuk pasar specialty. Tingkat kafeinnya lebih tinggi dan rasanya lebih mantap.
Picture
Caption: Mesin grader untuk memisahkan biji berdasarkan ukuran, tujuannya memenuhi kualitas ekspor. Namun jarang terpakai karena sortasi tangan lebih detail daripada grader ini.
Picture
Caption: Penyimpanan hasil sortasi terpelihara rapi, bebas dari lembap dan serangga. Kadar air selalu dijaga terus mencapai 11%.
Picture
Caption: Kedatangan kami cukup merepotkan tim Malabar untuk mempersiapkan acara cupping di tengah gudang penyimpanan.
Picture
Caption: Cupping kali ini dilakukan untuk mengenal rasa biji kopi yang defect (black beans, jamur, dan sour beans). Setidaknya tahu kualitas rasa sachetan.
Picture
Caption: Kabut, kopi,
dan kemulan.
Picture
Caption: Terima kasih Pak Yoga. Gegedug Malabar Mountain Coffee yang berhasil membawa kopi Malabar wangi aromanya di dalam negeri sampai ke luar negeri.
Picture
Caption: Thanks Mira Yudha yang mengajak camping dan ambisius bakar sosis, jagung, bikin rujak. Buibu banget deh 😂
Picture
Caption: Thanks Caswells Coffee yang sudah membawa espresso machine ke tengah lembah demi sekelompok zombie kopi.
Picture
Caption: Pak Didin, salah satu tim Malabar yang beralih profesi jadi barista di acara field camp. 😊
Picture
Caption: Terima kasih Resi, ibu negara, kepala sekolah, mc dadakan.
Picture
Caption: Terima kasih untuk pohon kopi Ateng Super siap tanam dan sebungkus Malabar Mountain Natural Peaberry, siap diulik di dapur kami. 😋
Picture
Picture
Picture
Video
Caption: tamat