Picture
Caption: Lapangan Bangka Milestone Pengembangan Laut Dalam Indonesia
Picture
Caption: Lapangan Bangka merupakan lapangan gas alam pertama yang dikembangkan dalam Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) di Selat Makassar, Kalimantan Timur.
Proyek IDD mencakup lima lapangan gas laut dalam, yaitu Bangka, Gehem, Gendalo, Maha, dan Gandang. Lima lapangan ini berada dalam empat wilayah kerja (blok) migas, yaitu tiga wilayah kerja dengan operator Chevron (Rapak, Ganal, dan Makassar Strait) dan satu wilayah kerja unitisasi dengan operator Eni (Muara Bakau).
Picture
Picture
Caption: Lapangan Bangka berlokasi di Cekungan Kutei (Kutei Basin) di lepas pantai Kalimantan Timur. Lapangan ini memiliki cadangan sebesar 129 BCF Gas dan 3,4 juta barel kondensat.
Video
Caption: Fasilitas produksi Lapangan Bangka terdiri atas dua sumur bawah laut yang terhubung ke unit produksi terapung yang sudah beroperasi, yaitu West Seno, yang dimodifikasi untuk menyalurkan produksi ke terminal Santan dan Bontang.
Picture
Picture
Caption: Lapangan Bangka mulai berproduksi pada 16 Agustus 2016. Gas pertama kali diterima di Terminal Santan pada 17 Agustus 2016. Lapangan ini menghasilkan 100 MMSCFD gas dan 4.000 BCPD kondensat.
Video
Caption: Proyek Bangka didesain dengan kapasitas produksi 110 MMSCFD gas dan 4.000 barel kondensat per hari.
Picture
Caption: Gas dari Lapangan Bangka dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan domestik
Picture
Caption: Saat ini fasilitas produksi terapung West Seno memiliki kapasitas 150 MMSCFD untuk gas dan 60.000 BOPD untuk kondensat.
Picture
Picture
Picture
Caption: Terminal Santan di Tanjung Santan, Kalimantan Timur, menerima kondensat dari Lapangan Bangka.
Picture
Picture
Video
Caption: Pengembangan Lapangan Bangka juga menandai inovasi teknologi laut dalam pertama di Indonesia dengan subsea tieback, instalasi pipa flexible terpanjang, dan instalasi single umbilical sepanjang 22 kilometer.
Picture
Caption: Pengeboran proyek IDD Bangka dilakukan dengan menggunakan drill ship (kapal pengeboran) Deepwater Asgard yang dibuat tahun 2014 dengan bobot 62.918 ton dan
luas 238 m x 42,04 m.
Picture
Caption: Drill Ship
Deepwater ASGARD
Video
Caption: Drill Ship
Deepwater ASGARD
Video
Caption: Proses Pemasangan Kepala Sumur di dasar laut (subsea Wellhead) menggunakan drill ship Deepwater Asgard.
Kedalaman sumur di lapangan IDD Bangka rata-rata sekitar 8.950 feet atau sekitar 2,7 km. Sementara kedalaman air dari atas permukaan laut sekitar
3.200 feet atau sekitar 1 km.
Video
Caption: Proyek Bangka menggunakan flowline flexible dan ujung pipa berjenis khusus di dua slot sumur. Di kepala sumur, gas, kondensat dan air mengalir ke subsea tree yang sejauh ini merupakan yang terdalam di Indonesia. Rancangan khusus ini lebih aman dan memungkinkan pemantauan laju aliran secara efisien.
Video
Caption: Sistem tie back yang digunakan merupakan teknologi flowline flexible laut dalam pertama yang digunakan di Indonesia. Teknologi ini memungkinkan fluida bergerak lebih efisien mengikuti kontur dasar laut menuju fasilitas West Seno untuk proses lebih lanjut. Teknologi ini juga menghemat biaya karena memudahkan instalasi, tahan korosi, tekanan tinggi serta dapat digunakan kembali.
Video
Caption: Umbilical sepanjang 22 kilometer mencakup rangkaian serat optik dengan modul elektronik lebih baik dan kontrol kecepatan yang lebih tinggi. Sistem ini mencakup data berkecepatan tinggi atau jarak jauh yang menghubungkan lapangan, komunikasi dan distribusi tenaga listrik, cadangan sistem fiber optik ganda jarak jauh, dan pasokan daya listrik ganda yang ditransmisikan di bawah laut melaui konduktor-konduktor terpisah agar lebih andal.
Picture
Caption: Pengerjaan modifikasi topside FPU West Seno membutuhkan waktu satu tahun, mulai dari Agustus 2015 sampai Agustus 2016.
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Caption: Laut dalam menjadi harapan industri hulu migas Indonesia di masa depan. Teknologi Lapangan Bangka memberi inspirasi.
Picture
Picture