Picture
Caption: Kue Tradisional Palembang Yang Nyaris Punah
Picture
Caption: Kue Jando Beraes
Picture
Caption: Jando beraes, kalau mendengar nama ini jangan langsung kepikiran aneh anek, sebab jando Beraes adalah salah satu nama kue tradisional. Di daerah seperti Jepara, mengenal nama kue berbahan dasar ketan dan kelapa ini dikenal dengan sebutan Sengkulun, kalau di daerah bangka disebut dengan Sangkolun.
Picture
Caption: Kue ini sendiri mirip kue keranjang dengan permukaan yang berbintil kasar, tekstur lunak,kenyal dan lembut. Karena permukaan atasnya yang berwarna sangat mencolok seperti merah dan hijau, masyarakat Palembang sering menyebutnya dengan Jando Beraes.
Sayang kue tradisional ini sudha mulai jarang terlehat orang yang menjualnya, bahkan sudah banyak orang yang tidak pernah makan dan mengenal kue dgn pengaruh budaya cina ini.
Picture
Caption: Kue Manan Shamin
Picture
Caption: Manan Samin khas Palembang merupakan bolu ubi yang saat ini sudah sangat jarang ditemukan. Manan Sahmin ini salah satu cemilan khas Palembang. Bertekstur lembut, harum ubi rambat (selo) dan pandan serta margarine dan tentunya manis. Cemilan ini jarang dijual di toko penjual kue, biasanya hanya ada saat bulan Ramadhan atau acara pernikahan wong Palembang asli.
Picture
Caption: Kue Gelenak
Picture
Caption: Khusus kuliner khas Palembang satu ini, sudah jarang sekali yang mengetahuinya, karena saat ini jarang pedagang yang menjajakan jenis panganan ringan gelenak ini, di tengah kegiatan tim liputan kami memantau kondisi pasar bedug di Kota Palembang, kami tertarik dengan salah satu jenis panganan yang sering disebut dengan gelenak ini
Picture
Caption: Dari teksturnya, Gelenak hampir mirip dengan wajik atau dodol. Bentuknya sedikit kenyal dan manis, tapi terasa banyak elemen rempah-rempah saat mencicipinya. Warnanya juga cokelat kehitaman dan dicetak dalam ukuran bulat kecil.
Kendati merupakan makanan khas Palembang, Gelenak seakan dilupakan oleh warga Palembang. Banyak warga lokal generasi tahun 2000 yang tidak tahu dengan camilan ini. Sesekali cemilan ini hanya hadir saat bulan puasa Ramadan saja.
Picture
Caption: Mentu
Picture
Caption: Kue Mentu khas Palembang merupakan olahan kue atau jajanan pasar yang dibungkus menyerupai botok. Kue ini menggunakan daging sebagai bahan isiannya. Awalnya isian dari mentua ini adalah daging ikan belido ataupun ikan gabus yang banyak terdapat di Palembang, tetapi seiring perkembangan zaman isian nya pun banyak di variasi dari daging ayam ataupun daging sapi.
Picture
Caption: Roti bluder terbuat dari perpaduan bahan adonan roti dan adonan kue yang memiliki warna agak kekuningan.
Picture
Caption: Bluder khas Palembang sudah ada sejak zaman kesultanan Palembang yang hingga kini masih bisa ditemui. Bahan yang digunakan untuk membuat bluder ini diantaranya telur ayam, gula pasir, tepung terigu, santan, ragi instan, margarin, dan minyak goreng. Bluder dibuat dengan cara dipanggang dengan rasa manis.
Picture
Caption: Roti bluder adalah salah satu nama jenis roti yang memiliki takstur sangat empuk namun sedikit berminyak. Roti bluder juga sering disebut sebagai roti kuno atau roti zaman dulu. Memngapa roti bluder ini bisa disebut sebagai roti kuno, karena roti bluder sudah adak sejak lama yang konon katanya pada masa penjajahan Belanda pun sydah ada yang namanya roti bluder, mungkin itu salah satu alasan tepat sehingga roti bluder ini disebut roti kuno.
Picture
Caption: Engkak Medok
Picture
Caption: Engkak kali ini bukan membahas kue basah engkak ketan tetapi adalah Engkak medok merupakan kue khas dari Palembang, Sumatera Selatan. Kue ini sangat unik, karena tidak menggunakan gula dalam proses pembuatannya. Rasanya gurih, dan cocok untuk yang sedang menjalankan program die atau teman minum teh/kopi.
Sebenarnya ada 1 jenis lagi pasangan dari engkak ini yaitu engkak kecut yang rasanya justru manis.
Picture
Caption: Ketolo
Picture
Caption: Ketolo merupakan makanan yang terbuat dari tepung beras. Bentuknya pun menyerupai pempek keriting dan dimakan menyerupai burgo dengan dicampur kuah santan dan gula merah. Dimana keberadaanya di pasaran saat ini tidak ada lagi,
ada dua lokasi yang masih melestarikan makanan langka ini yakni, di kawasan Kuto dan Seberang Ulu.
Picture
Caption: Roti Koing
Picture
Caption: Biasanya roti terkenal manis, tapi berbeda dengan makanan Palembang yang hampir punah ini. Roti Koing sangat akrab bagi warga Palembang. Bahkan roti satu ini jadi hidangan wajib di bulan Ramadhan. Bentuknya bulat dan sedikit keras, rasanya pun tawar, jadi paling enak jika disantap bersama minuman teh atau kopi. Masyarakat di sana sering mengonsumsi Roti Koing denganmerendamnya dalam teh, kopi atau mungkin susu agar rotinya lembek.
Picture
Caption: Bolu Kojo (Memojokkan/Kamboja)
Picture
Caption: Kojo artinya kemojo atau kamboja, karena bentuk loyang yang seperti bunga kemboja, sekalipun kini ada beragam modifikasi.
Biasanya makanan Palembang yang hampir punah ini dihidangkan dalam acara-acara adat. Tapi jika penasaran ingin mencicipinya, bolu kojo bisa diperoleh di toko kue yang ada di Kota Palembang.
Picture
Caption: Kumbu Kacang Merah
Picture
Caption: Dulu kita masih mudah sekali menemukan kue ini di tukang roti yang sering lewat depan rumah. Sekarang kue ini sudah termasuk langka karena nggak ada tukang kue yang jual lagi.
Ada dua varian kue Kumbu yang dikenal masyarakat Palembang, Kumbu kacang merah dan Kumbu kacang Hijau.
Picture
Caption: Bolu Suri
Picture
Caption: Harus diakui kalau tampilan dan rasa, bolu suri sedikit mirip dengan bika ambon. Namun dari komposisi dan cara pembuatan, bolu suri lebih sederhana dan lebih mudah. Bolu yang dipanggang ini juga merupakan hidangan pada hari raya di Palembang.
Picture
Caption: Ongol-ongol Palembang
Picture
Caption: Sukaaaa banget dengan jajan pasar yang satu ini. Sensasi kenyal-kenyil saat dimakan rasanya memberikan suasana tersendiri, plus rasa manis dari gula aren dan balutan kelapa parutnya. Untuk memberikan rasa manis yang agak 'pas' saya tambahkan sedikit avocado sugar. Sebetulnya bisa pake gula pasir biasa, hanya saya ingin biar nanti warna ongol-ongolnya coklat pekat dan manis tidak hanya dari gula aren.
Picture
Caption: Ulen-Ulen Palembang
Picture
Caption: Dilihat sekilas, bentuknya mirip ongol-ongol, tapi dari segi tekstur lebih kenyal. Begitupun dari segi bahan, Ongol-ongol diolah dari tepung hun kue, sedangkan ulen-ulen menggunakan tiga macam tepung; tepung sagu, tepung ketan, dan tepung beras.
Picture
Caption: Apem Banyu Palembang
Picture
Caption: Apem bekuwa ini hampir sama dengan serabi Bandung. Berbeda dengan di Jawa tanpa menggunakan kuah, apem Palembang dimakan dengan menggunakan kuwa (kuwa: bahasa Palembang artinya kuah). Rasanya sedikit asam karena menggunakan ragi. Kuahnya menggunakan campuran santan, gula merah, dan rempah-rempah. Apem ini merupakan pengaruh dari Jawa karena di masa lalu Palembang
Picture
Caption: pernah berada di bawah kerajaan-kerajaan Jawa seperti Majapahit, Demak, Pajang, dan Mataram.jika dilihat dari bahan utamanya apem di Jawa Tengah dan apem di Palembang sama-sama terbuat dari tepung beras putih. Dalam masyarakat Palembang, apem bekuwa dikenal dan dibuat oleh masyarakat lapisan bawah atau masyarakat biasa
Picture
Caption: bekuwa tidak dilakukan setiap hari karena fungsi dari makanan ini terbatas pada pelaksanaan upacara keagamaan, khususnya upacara peringatan malam tujuh hari dan empat puluh hari orang yang meninggal dalam masyarakat yang menganut islam. Fungsi makanan ini sebagai makanan pengiring doa dan sedekah bagi arwah yang sudah meninggal.
Picture
Caption: Sampai saat ini, dari total makanan khas Palembang yang hampir berjumlah 200 macam, sekarang ini tinggal sekitar 100 macam jenis makanan yang ada di pasaran. Itu yang bertahan adalah makanan yang masih favorit dan sering dipesan. Foto & Tulisan : dari berbagai sumber
Picture
Caption: "Menyenangi & mencintai makanan tradisional merupakan salah bentuk menjaga tradisi sebagai pewaris" @dodinp
2019