Picture
Caption: Kopi & Ketan Tradisi Cangkruk'an
Caption: Pada mudik kali ini, saya sedikit cerita tentang aktifitas Cangkruk atau biasa disebut Cangkruk'an yang dialihbahasakan menjadi Nongkrong.
Bertepatan dengan mudik kali ini, saya akan sedikit mengulas Cangkruk'an di Cafe MAKTIE, tempat jualan menu kopi dan ketan yang tak hanya semarak di Jakarta, namun juga booming di Kec. Bululawang, Kab. Malang, Jawa Timur.
Picture
Caption: Cafe MAKTIE berlokasi tepat di seberang Masjid Jami' Sabilit Taqwa, Masjid masyarakat Bululawang dan sekitarnya, atau di sebelah barat jalan utama yang menghubungkan Kota Malang dengan daerah Malang Selatan seperti Dampit hingga Pantai Balekambang. Berdekatan pula dengan Pasar Bululawang.
Picture
Picture
Picture
Picture
Caption: Selama Ramadhan, buka ba'da tarawih.
Caption: Nama MAKTIE berasal dari kata "Mak Ti". Sebutan yang jamak dilafalkan oleh sanak keluarga dan warga setempat kepada Ibu/Mbah Samiati (Almarhumah) selaku yang awal mula memiliki usaha ini.
Bersama suaminya, Mbah Purwoto (Almarhum), beliau berdua merintis usaha Kopi dan Ketan di Pasar Bululawang dan sudah dikenal warga sekitar kecamatan setempat sejak dulu hingga kini.
Picture
Caption: Mbah To dan Mbah Ti
Caption: Cafe MAKTIE merupakan usaha turun-temurun menu Kopi dan Ketan. Dahulunya, usaha ini bermula di salah satu lapak di Pasar Bululawang yang hingga kini masih eksis dan dikelola oleh generasi kedua yang segmen konsumennya pun rata-rata kini sudah jadi Kakek-Nenek.
Adapun Cafe MAKTIE yang berlokasi di luar pasar, dikelola oleh Generasi Ketiga atau oleh sang cucu yang tentunya punya segmen berbeda yaitu kawula muda masa kini.
Picture
Caption: Lapak Generasi Kedua di dalam Pasar Bululawang. Tutup selama Ramadhan sampai Lebaran Ketupat.
Caption: Cafe MAKTIE sendiri menyajikan beragam menu modifikasi Kopi dan Ketan, menyesuaikan dengan selera konsumennya masa kini.
Kopi didapat dari produksi petani lokal yang oleh beberapa Ahli dan Pecinta Kopi yang saya kenal, rasa Kopi daerah Malang Selatan ini memiliki khas aroma dan rasa coklat. Hal ini tercipta dari kondisi tanah setempat.
Adapun Ketan-nya, terasa empuk dan gurih serta aman dikonsumsi oleh mereka yang punya penyakit lambung. Hal ini karena resep warisan berupa cara memasak dan pilihan bahan.
Picture
Picture
Caption: Salah satu lapak di Pasar Bululawang yang jual produk kopi lokal. Saya biasa beli di sini.
Caption: Namanya juga tempat cangkruk, sebenarnya Cafe ini tak ubahnya warung kopi pada umumnya. Hanya karena setting tempat dan pelabelan menyesuaikan masa kini, maka tempat ini disebut "Cafe".
Apapun sebutannya, yang penting pada akhirnya adalah kualitas rasa, yang menurut saya, di Cafe ini masuk kategori Maknyusss.
Saya sendiri sangat menggemari menu original warisan Mbah Ti berupa Kopi Hitam dan Ketan Bubuk Kedelai.
Picture
Picture
Caption: Kopi Hitam-nya, ya itu tadi, mengandalkan rasa asli dari hasil produksi lokal. Sedangkan Ketan Bubuknya ada pada ciri khas Bubuk Kedelai yang diolah dengan resep warisan yang menjadikannya sangat khas, berbeda dengan Ketan Bubuk Kedelai di tempat lain.
Menu Ketan Bubuk Kedelai ditambah taburan parutan kelapa dan gula pasir menjadikan menu ini semakin lengkap dan... muaknyusss.
Picture
Caption: Bagi Anda, sidang pembaca, yang berkesempatan melintasi wilayah Bululawang ini, silakan mampir dan menikmati sajian Kopi dan Ketan Bubuk MAKTIE.
Selama Ramadhan hanya buka setelah tarawih sampai waktu Sahur. Jika di luar Ramadhan, buka dari pagi hari sampai sekuatnya alias malam bahkan dini hari berbarengan dengan yang mau qiyamul lail.
Picture
Picture
Caption: Generasi Ketiga Mak Ti.
Caption: Demikian sekilas ulasan tentang Cafe MAKTIE di saat mudik Lebaran.
Selamat berburu kuliner...
See U Next Story...
Picture
Picture
Caption: #STELLERID
#STELLERINDONESIA
#STELLERVERSE
#STELLERSTORIES
#STELLERJOURNEY #JOURNEY
#STELLERMUDIK #MUDIK
#STELLERFOOD #FOOD
#pulkamxkompas
all photos taken and edited by #AndromaxR2 and #PicsArt apps