Picture
Caption: Goodbye 'Hai' #stellerstories
Caption: Anak-anak yang lahir tahun 70-an tentu tak asing dengan 'Hai'
Bagi anak laki-laki, cerita komik Trigan, Arad dan Maya, atau si Coki Pelukis Cepat selalu ditunggu saat majalah ini diantar ke rumah.
Picture
Caption: Pada tahun 90-an, 'Hai' menampilkan sosok idola remaja. Siapa tak kenal Lupus, anak SMA dengan jambul dan permen karetnya. Tak hanya Lupus, ada juga Roy, remaja yatim yang membawa gelisahnya untuk menikmati petualangan dalam 'Balada Si Roy'.
Dua sosok ini pernah menjadi 'trend' di masa itu. Remaja laki-laki, akan memilih menjadi 'Lupus' atau 'Roy' dalam kesehariannya.
Picture
Picture
Caption: Bagi remaja yang baru mengenal chord gitar, atau notasi musik pasti akan mengacu ke Hai untuk meniru lagu idola saat itu.
Lagu-lagu Bon Jovi menjadi lagu 'wajib' di setiap acara panggung sekolah. Empat atau lima remaja putih abu-abu akan percaya diri membawakan lagu 'Always' atau 'Bad of Roses' meski sesekali chord yang ditekan salah dan menghasilkan nada sumbang.
Picture
Caption: Saat fenomena musik cadas menyelimuti dunia, Hai mengantar sampai ke kamar tidur.
Poster-poster grup band favorit menghiasi kamar para remaja. Poster yang dipajang sesuai dengan aliran yang dianut masing-masing.
Picture
Picture
Caption: Perkembangan zaman juga dikuntit Hai untuk diulas. Memasuki era digital, sajian topik teknologi jadi tambahan menu untuk para remaja. Trend sosmed dan youtube juga diulasnya.
Picture
Picture
Caption: (1977-2017)
1 Juni 2017, Hai akhirnya harus berevolusi dengan menghentikan proses cetak majalah. Meski sudah berjalan 40 tahun, Hai harus mengimbangi teknologi.
Hai memilih bermain di ranah online mengikuti trend media saat ini.
Goodbye Hai, thanks for all memories
Caption: @birulangit
All photo from google
#steller
#stellerid
#stellerstories
#hai
#magazine
#stellermemory