Picture
Caption: DESA MUNTUK Dlingo, Bantul
Caption: Perkenalkan Desa Muntuk, berada pada ketinggian 450 m di atas permukaan laut. Udaranya kering dan sejuk. Sebagian besar warganya bekerja sebagai penganyam bambu dan pengrajin kusen kayu.
Ini adalah Bumi Pemuda Rahayu (BPR), sebuah fasilitas untuk pembelajaran kelestarian yang berada tepat di tengah Desa Muntuk, Dlingo, Bantul.
Kehadiran saya dengan teman-teman Rujak Center for Urban Studies pada kesempatan ini adalah untuk bertemu mitra kami ArkomJogja dan KUNCI Cultural Studies Center dan membahas kegiatan yang akan datang di BPR.
Picture
Caption: "Ruang kerja" saya pada pukul 8.00 dengan suara sapi dan tonggeret
Caption: Menginap di BPR kali ini sedikit berbeda karena tidak dalam rangka event terentu, tidak ramai dengan tamu-tamu.
Saya sengaja bangun pagi untuk menyelesaikan tenggat pekerjaan pagi itu. Di balai bambu sembari menyeruput kopi, saya ditemani suara tonggeret dan aungan sapi tetangga.
Picture
Caption: LAPAR Biasanya kami meminta bantuan jasa ibu-ibu tetangga kami untuk memasak dalam jumlah besar. Namun, karena kami hanya ber-4 kali ini, kami memutuskan untuk memasak makan siang kami sendiri.
Picture
Caption: NGANTUK Melepas lelah karena memasak dan makan terlalu lahap, kami menikmati angin siang di bawah Joglo terbuka.
Picture
Caption: Selepas siang, kami berjalan-jalan ke satu lembah yang hanya berjarak 1 km dari lokasi BPR.
Sempat agak canggung karena sempat dipandangi sapi-sapi ditengah perjalanan 👀
Picture
Caption: Duduk dan merasakan angin berhembus, desa ini menyenangkan!
Tidak heran jika keberadaannya mulai berkembang menjadi bagian dari kawasan wisata. Tujuan wisata yang sudah cukup populer di kawasan ini adalah puncak becici, hutan pinus Mangunan dan air terjun Banyu Nibo.
Lokasi kawasan wisata kian kecil radiusnya dengan lokasi hunian warga Muntuk. Tidak ada yang salah dengan itu. Namun menjadi bagian dari objek wisata artinya secara sadar merupakan ancaman bagi nilai-nilai yang turun-temurun ada ditengah kehidupan warga jika tidak dieksekusi dengan hati-hati.
Berubah tidak salah, namun potensi wisata ini baiknya menambah dan memperkaya nilai-nilai yang ada, bukan menghilangkan dan mengurangi nilai yang ada sebelumnya.
Ah, lelah saya berteori. Berharap segera bisa kembali ke Desa Muntuk.
Picture