Picture
Caption: Background Story She loved reading,
It allowed her to cry over someone sadness
when she could no longer identify her own
Video
Caption: 22 Desember 1999
perdebatan singkat terjadi di keluarga Wiyana, katakan sebuah kehebohan tentang banyak hal yang hari itu berlangsung, banyak membuat orang khawatir.
"Maksud ku, ini sudah menjelang tengah malam jadi dia tidak lahir?"
"Eomma!"
"Astaga Ibu!!"
Perhelatan kecil, karena putri terakhir keluarga Wiyana tidak kunjung hadir, semua orang kalap.
"Ibu kakak sedang berjuang di dalam sana, bisakah ibu berhenti mengatakan bahwa anak itu tidak akan lahir?"
"Dhira, ini sudah lewat dari yang dikatakan dokter. dan beberapa suster mengatakan bahwa anak itu tidak akan lahir. jadi wajar aku berkata seperti itu saat ini kan?"
"Ah lahir!!!!!" semua orang terbelak dan langsung membuka pintu ruang bersalin.
"Sayang?? Oh astaga, lucu sekali. siapa kamu mau menamakannya?" tanya sang ayah.
"Rika Astrerida Wiyana Putri," ucap sang ibu.
"Im Nayoung," ucap sang nenek.
jadi ini lah kelahiran penghuni terakhir keluarga Wiyana.
Picture
Picture
Caption: 22 Desember 2006
sebuah pesta ulang tahun sederhana berlangsung, semua orang tampak antusias menyambut peniupan lilin dari sang gadis yang beranjak berumur 7 tahun. tapi justru sang gadis lah yang tampak murung.
"Ada apa Rika?" tanya kakak perempuannya Rina.
"Ayah dan Ibu dan Kakak semuanya tidak ada yang memberikan ku kado ulang tahun. bahkan Nenek juga lupa membelikan ku kado. apa aku tidak sepenting itu?" tanya Rika. oh ya, sang bungsu keluarga Wiyana masih 7 tahun, kado adalah hal terpenting dalam ulang tahun yang setahun sekali.
"Hmm.. kalau begitu, bagaimana kalau Rika berdoa bahwa nenek, kakak, ibu & ayah memberikan Rika kado spesial natal?" tanya Rina. mata sang gadis berbinar.
"Spesial natal? apa itu termasuk dengan kado dalam kaus kaki? apa ada sinterklas yang datang?" tanya Rika penuh harap. sang kakak tertua hanya tersenyum.
"Let's make a wish Rika?"
"Aku harap aku punya kado spesial natal!!" ucap Rika.
"Kalau begitu, ayo? semua sudah menunggu."
"Dimana? maksud ku, bukannya ada disini? di ruang keluarga?" tanya Rika bingung, sang kakak hanya memberikan sebuah senyum misterius dan mengajak Rika menuju bagian lain rumah yang sebulan ini tidak boleh di masuki oleh siapapun.
"Rika siap?" tanya sang kakak, meski bingung Rika mengangguk dan membuka pintu yang menuju ke ruangan yang tidak pernah dia datangi. "Selamat ulang tahun!"
"WAH PERPUSTAKAAN!!"
"Rika, ini kado dari Ibu, Ayah, Kakak dan Nenek untuk Rika. semoga Rika suka ya?"
Picture
Picture
Caption: 25 Januari 2014
"Jadi ayah mau apa? aku sudah masuk SMA pilihan ayah, SMP juga pilihan ayah. apa aku tidak bisa menentukan pilihan ku untuk ke universitas yang aku mau?" tanya Rika sambil menatap sengit sang ayah.
"Nayoung mau masuk mana? UGM? UI? UNBRAW? UPI? UNPAD? ITB? ayah tidak mengizinkan. ayah mau kamu tetap ada di sini, di Jakarta," ucap sang ayah jelas meski masih ada aksen Korea Selatan dalam tiap ucapannya. hanya dia di rumah ini yang memanggil Rika dengan nama Korea nya, bukan nama Indonesia nya.
"Aku mau masuk UGM."
"Tidak. pergilah Nayoung, ayah sedang berkabung. bukan saat nya mengurusi ini, Nenek mu baru saja berpulang," ucap Sang Ayah sambil mendorong sang puan keluar ruang kerjanya.
"Ayah!" Sang dara menatap pintu coklat di hadapannya kesal lalu berbalik menuju perpustakaannya.
hanya disini dia bisa memiliki dunianya sendiri tanpa di ganggu gugat orang lain.
Picture
Video
Caption: 26 Desember 2014
"Baiklah ini Natal!" ucap Rika.
"Oh Astaga, Rika!!" panggil sang Ibu saat Rika sudah memasuki tempat kesukaan nya tiap Natal. menunggu namanya di panggil tiap tahun untuk membaca pidato sederhana yang dia fikirkan selama sebulan penuh.
"Rika Astrerida Wiyana Putri," panggil MC, Rika bergegas naik ke podium dan membuka buku yang dia bawa ke mana-mana hari ini.
"Untuk orang tua ku. terimakasih untuk segalanya! Rika akan menjadi Rika yang lebih baik untuk tahun depan dan sisa tahun ini. Rika sayang kalian!" ucapnya sambil tersenyum.
Picture
Video
Caption: 1 Januari 2017
"Ayah, ayo kita ke Russia," ucap sang anak sambil menggoyangkan tangan ayah nya menunjukan buku cerita yang dari dulu sangat dia sukai.
"Russian Fairy tale, apa kamu sebegitu menyukainya Rika?" tanya Ibu. Rika mengangguk.
"Seandainya Ayah mau memasukan ku ke UI aku akan mengambil Sastra Russia, tapi dia mengawasi ku saat mengisi SNMPTN," gumam Rika tidak senang.
"Ayah mengizinkan mu mengambil kuliah di Bandung kan?" tanya sang Ibu. Rika mengangguk.
"Tapi dia yang mengisikan semua jurusan dan fakultas yang mau aku masuki, dan lihat apa yang dia isi disana?!" ucap Rika sambil menyodorkan kartu ujian SNMPTN nya.
"Ah."
"Dia memasukan Pendidikan Bahasa Jerman!!" ucap Rika putus asa.
"Tenang saja, SNMPTN bagian dari keberuntungan," ucap Ibu. "Ah bagaimana jika kamu bisa lolos SNMPTN dan ibu akan mencarikan Russian Fairy Tales yang lain?" tawarnya.
"Yang lain? seperti seri lain dari buku ini?" tanya Rika.
"Ya."
"Okay. aku tidak akan marah-marah lagi selama ibu berjanji membelikan ku Russian Fairy Tales yang lain."
Picture
Caption: 1 September 2017
"Selamat jalan, selamat bersenang-senang." ucap Rina.
"Selamat tinggal di Bandung," ucap Riva.
"Hati-hati ya?" ucap sang ayah.
Rika menatap sang ibu yang menyodorkan nya buku yang di janjikan. "Janji ibu."