Picture
Caption: "Anita Aidit" A Story of Indonesian Exile in Paris
Picture
Caption: Ya, dia menyandang nama Aidit. Dia memang keponakan DN Aidit tokoh komunis Indonesia. Anita anak Sobron Aidit, Adik Aidit yang tak bisa pulang dan memilih menjadi pelarian politik. Saya menemui Anita di Paris untuk pembuatan film dokumenter.
Caption: There is name of Aidit in the last name of Anita. Yes, she is a daughter of Sobron Aidit. Sobron is a brother of DN Aidit, former Indonesia Communist Leader (PKI). Sobron and Anita should be political refugees in Paris. They could not return to Indonesia because Suharto's regime will arrest them.
Picture
Caption: Anita Aidit nama lengkapnya Wanita Tekun Pertiwi. Dia anak kedua Sobron Aidit.
Picture
Caption: Kisah yang selalu ditarok di meja makan. Selain makan orang juga memahami sejarah resto ini.
Picture
Caption: Mendirikan restoran adalah hal yang paling mungkin dilakukan sebagai pelarian politik. Resto dan makanan, di situ ada rindu. Rindu tentang Indonesia yang melahirkan mereka. Tentang cita rasa selera yang membuat lupa atas dendam sejarah.
Picture
Caption: Sobron Aidit (1934 - 2007)
Picture
Caption: Sobron adalah penulis, sastawan Indonesia. Ia tengah belajar di China saat peristiwa PKI meletus. Dengan nama Aidit di belakangnya ia diburu rezim Soeharto. Ia membawa Anita yang lagi bayi pergi ke Hongkong, tanpa sang istri yang sudah meninggal dunia di Cina. Ia membesarkan Anita di Belanda sampai akhirnya ditampung di Paris
Picture
Caption: Para pelarian politik Indonesia di Paris, pendiri Restoran Indonesia: Umar Said, JJ Kusdi dan Sobron
Picture
Caption: Pada tahun 1966 - 1976 Tiongkok dilanda Revolusi Kebudayaan yang antara lain besifat anti kaum intelektual. Sobron pun terpaksa berhenti bekerja dan diperintahkan pergi ke desa untuk hidup dan bekerja bersama dengan para petani. Setelah Revolusi ini berakhir, pada 1979 ia kembali ke Beijing dan bekerja di Radio Peking sebagai penyiar dan redaktur.
Caption: "At the restaurant, we cook Indonesian dishes and tells the story of Indonesia," said Anita. "We missed but we can not go home" Anita Aidit
Picture
Picture
Caption: Dana untuk membuka restoran mereka peroleh dari berbagai sumber, terutama dari sejumlah pendukung di Belanda, dari Gereja Katolik, dan dari uang tunjangan yang mereka terima selama dua tahun dari pemerintah Perancis. Ada juga bantuan dari sejumlah teman orang Perancis yang bersimpati dengan nasib mereka. Presiden Mitterand bahkan sangat bersimpati, dan istrinya pernah beberapa singgah dan makan di restoran mereka yang kecil itu, di kawasan Luxembourg, pusat kota Paris.
Picture
Caption: Anita memasak sendiri menu menu Indonesia di resto nya
Picture
Caption: Di KBRI Paris dulu ada larangan untuk orang-orang Indonesia makan di Restoran Indonesia. Kalo nekat, Anda bakalan dicap komunis.
Picture
Picture
Caption: 35 tahun berlalu, bahkan kini karena nilai sejarahnya, semua orang Indonesia ingin makan di sini.
Picture
Caption: Raut muka Anita menunjukkan ketegaran. Ia sangat rindu Indonesia, negara ayahnya. "Tapi kami tak punya apa apa lagi di sana," katanya lirih.
Caption: Her expression showed a strong woman. She miss Indonesia, the country of her father. "But we do not have anything else in Indonesia," she said softly.
Picture
Caption: Dari tiga keluarga pendiri, Anita lah yang diserahi mengurus restoran legenda ini. Ia memasak, dan mengurus manajemennya.
Picture
Caption: Terletak di kawasan elit "Jardin de Luxembourg" membuat resto ini menjadi tempat meeting point banyak tokoh exile Indonesia.
Picture
Caption: Piere, warga paris yang sudah 20 tahun menjadi pelanggan. Hampir setiap pagi dia makan nasi goreng di sini. "I like nasi goreng and sate"
Picture
Caption: Suasana restoran yang sangat Indonesia.
Caption: Kepada saya Anita bercerita bahwa ia bingung siapa kelak yang akan meneruskan restoran ini. Ia akan menua, dan dari seluruh keluarga pendiri, tak ada yang berminat melanjutkan restoran ini. Apakah artinya restoran pertama Indonesia di Paris ini akan menemui senja kala usia nya. Wallahualam.
Picture
Caption: Photographer : @yuniekoboth
Host : @ramonytungka
Story by @apni
Caption: @apni #stellerid Apni is an Indonesian Journalist, traveller and documentarist. Work and stay in Kuala Lumpur Malaysia
#stellerstories #stellerverse