Picture
Caption: 7 FAKTA UNIK DAN MENARIK TENTANG HARI WAISAK
Picture
Caption: Perayaan Trisuci Waisak menjadi momen yang paling dinanti-nantikan umat Buddha di seluruh dunia. Selain itu, upacaranya—yang dilangsungkan pada saat Purnama Sidhi atau terang bulan—juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
'Waisak' berasal dari bahasa Pali 'Vesakha' atau di dalam bahasa Sansekerta disebut 'Vaisakha'. 'Vesakha' diambil dari bulan dalam kalender Buddhis yang biasanya jatuh pada bulan Mei di kalender Masehi.
Disebut demikian karena Waisak memperingati tiga peristiwa penting yang semuanya terjadi di bulan Vesakha dan pada waktu yang sama yaitu tepat saat bulan purnama. Waisak merupakan peringatan hari kelahiran, hari pencapaian penerangan agung atau menjadi Buddha, sekaligus hari kematian atau kenaikan Siddharta Gautama, Sang Buddha.
Selanjutnya ketiga peristiwa tersebut dikenal dengan istilah “Trisuci Waisak” yang dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists - WFB) yang pertama di Srilangka pada tahun1950, tepatnya pada purnama pertama bulan Mei.
Selain kata Waisak, peringatan hari besar keagamaan Buddha juga dikenal dengan nama Buddha Purnima di India, Visakha Bucha di Thailand, Saga Dawa di Tibet, serta Vesak di Malaysia, Singapura, dan Srilangka. Di Indonesia sendiri perayaan Waisak dipusatkan di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Selain itu, beberapa fakta unik dan menarik yang perlu kamu ketahui tentang perayaan umat Buddha ini. Penasaran? Yuk, kita simak bersama penjelasannya!
Picture
Caption: Tanggal Hari Waisak di Tiap Negara Berbeda-beda
Ketetapan tersebut tergantung kepada kalender lunar yang digunakan dalam budaya yang berbeda. Secara umum, di negara-negara yang berkiblat pada kalender Gregorian Barat, Waisak jatuh pada bulan Mei hingga Juni selama tahun kabisat. Namun di China, Jepang dan Korea waisak dirayakan setiap tanggal 8 April.
Picture
Caption: Membawa Persembahan Bunga dan Lilin
Pada hari Waisak, umat Buddha di seluruh dunia akan mengunjungi kuil-kuil untuk berdoa. Mereka juga membawa persembahan lilin dan bunga. Selain itu, mereka juga melakukan ritual membersihkan patung Buddha dan mendengarkan pesan-pesan dari biarawan.
Picture
Caption: Tradisi Bersedekah untuk Pengelana
Prosesi Pindapata atau secara mudah bisa diartikan sebagai sedekah dalam perayaan Waisak di Borobudur dilaksanakan di Klentheng Liong Hok Bio, Kota Magelang. Prosesi ini tak hanya merupakan bentuk ritual keagamaan bagi umat Buddha, tetapi juga merupakan wisata budaya bagi masyarakat umum.
Bentuk toleransi beragama dalam masyarakat terlihat menonjol dalam prosesi Pindapata tersebut. Pindapata adalah tradisi yang dilakukan Sang Buddha pada zaman dahulu, pada saat menjalankan tradisi berkelana tersebut, kebutuhan hidup ditanggung oleh umatnya. Bagi umat Buddha sendiri, sedekah dianggap akan mendatangkan kebaikan serta keberuntungan.
Picture
Caption: Ritual Pelepasan Burung dari Sangkar
Melepaskan burung dari sangkar adalah ritual yang biasa dilakukan umat Buddha saat hari Waisak. Melepaskan burung dari sangkar ini merupakan simbol kebebasan. Namun biasanya, burung-burung ini bukanlah peliharaan. Alasannya, hewan peliharaan cenderung tak bertahan lama di alam liar.
Picture
Caption: Di Singapura Tidak Libur
Di Singapura, Waisak dijadikan hari libur hanya pada tahun 1995 setelah mendapat banyak petisi dari masyarakat. Pada dekade-dekade awal abad ke-20 hari besar Waisak masih dikaitkan dengan komunitas Ceylon (sekarang Srilangka) dan perayaannya pun bersamaan dengan hari nasional atau Hari Kemerdekaan Srilangka.
Picture
Caption: Borobudur Menjadi Bagian Penting dari Hari Ini
Borobudur merupakan daerah kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Di tempat ini berdiri megah sebuah candi, jaraknya kurang lebih 15 km sebelah selatan kota Magelang dan 41 km ke arah utara dari kota Yogyakarta.
Candi Borobudur setiap tahunnya menyambut ribuan umat Buddha yang akan merayakan Tri Suci Waisak, beserta ribuan masyarakat umum yang akan menikmati kemegahan bangunannya yang bagi bangsa Indonesia merupakan bagian dari sejarah.
Untuk itu, setiap perayaannya, Candi Borobudur selalu dijaga lebih dari seribu polisi untuk menjamin keamanan bangunan cagar budaya tersebut.
Picture
Caption: Pesona Alam di Bukit Punthuk Setumbu
Pada perayaan Waisak di Candi Borobudur, ada sebuah kewajiban yang tak tertulis bagi wisatawan khususnya bagi para pehobi ataupun fotografer profesional yang banyak berdatangan ke lokasi tersebut.
Kewajiban itu adalah menikmati morning glory, sebuah pemandangan pagi hari dengan semburat sinar merah matahari pagi yang terbit dari sisi timur candi Borobudur dan latar belakang puncak gunung Merapi.
Lokasinya berada di puncak Bukit Punthuk Setumbu, Desa Karangrejo, Kabupaten Magelang, yang berjarak 4 Km dari Candi Borobudur dan harus mendaki jalan setapak sepanjang satu kilometer.
Karena jalanannya yang masih berupa tanah liat keras dan cenderung licin bila habis hujan atau terkena embun, diperlukan kehati-hatian untuk menuju ke puncak bukitnya. Waktu yang ideal untuk menuju ke lokasi ini adalah pukul 03.30 pagi karena cahaya semburat merah akan mulai terlihat saat pukul 05.00 bila cuaca sedang cerah.